Selamat berhari Selasa, Sahabat Pembaca. Hari ini Saya sepertinya masih menulis tentang Catatan Sudut. Berhubung masih di Kota Padang, hari ini kegiatannya adalah masih lanjutan acara Kelana Rasa Trans TV bersama Arie Parikesit. Tapi Saya tidak lagi fokus kepada cerita kuliner melainkan lebih kepada lokasinya yaitu di kawasan yang banyak bangunan tua Belanda, tepatnya di sepanjang Batang Arau atau Kampung Cina, Pondok.
Nah, kaitannya adalah di sini (baca: Padang), beberapa bangunan tuanya masih banyak dimanfaatkan untuk menjadi bangunan berfungsi seperti Bank Indonesia di dekat Jembatan Siti Nurbaya, Karambia Cafe (lokasi syuting tadi), Bank Mandiri, dan beberapa bangunan di Kawasan Pondok. Namun tidak sedikit juga bangunan tersebut terbengkalai dan dibiarkan begitu saja.
Foto Bank Indonesia di salah satu bangunan tua di sekitar Batang Arau, Padang. (Dokumentasi: Ade Suhendra)
Di Payakumbuh, bangunan tua ini nyaris tidak berfungsi dan juga tidak dimanfaatkan oleh pemerintah atau pihak terkait. Saya juga tidak mengerti kenapa hal ini bisa terjadi, apa karena prosedur yang ribet untuk memanfaatkan bangunan tua ini, atau persoalan lain sehingga bangunan tua ini dibiarkan begitu saja.
Mirisnya, beberapa bangunan tua ini banyak menyimpan sejarah terutama di Payakumbuh. Salah satunya adalah Kantor Balaikota Payakumbuh yang pertama, di sanalah diresmikannya Kotamadya Payakumbuh pada tanggal 17 Desember 1970 silam. Kalau ditanya generasi muda sekarang ini atau masyarakat kota, Saya yakin banyak yang tidak mengetahuinya.
Untuk yang tidak tahu, Saya berikan lokasinya yaitu di Jalan Soetan Oesman atau jalan dekat Asia Baru menuju Kampung Cina. Saat ini tempat tersebut dijadikan showroom salah satu merk mobil. Kemudian ada juga bekas stasiun dan bangunan lain yang sebetulnya bisa dimanfaatkan lebih untuk masyarakat dan generasi muda Payakumbuh. Sedangkan Stasiun Padjakoemboeh sendiri saat ini telah beralih fungsi menjadi toko cat.
Untuk yang tidak tahu, Saya berikan lokasinya yaitu di Jalan Soetan Oesman atau jalan dekat Asia Baru menuju Kampung Cina. Saat ini tempat tersebut dijadikan showroom salah satu merk mobil. Kemudian ada juga bekas stasiun dan bangunan lain yang sebetulnya bisa dimanfaatkan lebih untuk masyarakat dan generasi muda Payakumbuh. Sedangkan Stasiun Padjakoemboeh sendiri saat ini telah beralih fungsi menjadi toko cat.
Foto bersama di atas Jembatan Siti Nurbaya, Padang dengan Arie Parikesit, Host Program Kelana Rasa Trans TV. (Dokumentasi: Ade Suhendra)
Memang saat ini kedua tempat tersebut masih ada dan telah dimanfaatkan oleh pihak lain, tapi menurut Saya itu masih belum tepat. Pasalnya, melihat kondisi Payakumbuh sebagai salah satu kota bersejarah dalam kemerdekaan negara Republik Indonesia, maka sudah sepantasnya generasi muda atau penerus bangsa di Payakumbuh memiliki sebuah tempat yang dapat menceritakan bagaimana perjuangan yang terjadi di Kota Galamai ini dahulunya.
Seperti teringat sebuah pepatah 'Bangsa yang baik itu adalah Bangsa yang dapat menghargai jasa para pejuangnya'. Hal ini menurut Saya lebih kepada generasi muda yang mengenal sejarah masa lalu. Untuk itu sepertinya dibutuhkan sebuah tempat atau museum yang nantinya bisa menjadi salah satu tempat bagi anak-anak sekolah untuk berwisata sejarah, terutama sejarah kotanya sendiri.
Foto Batang Arau yang dihiasi jejeran bangunan tua dan Foto ini diambil dari atas Jembatan Siti Nurbaya. (Dokumentasi: Ade Suhendra)
Jadi, Saya secara pribadi lebih setuju tempat bersejarah atau bangunan tua ini dimanfaatkan untuk kepentingan pemerintah seperti museum yang bermanfaat bagi generasi muda ke depannya. Sebelumnya Saya sebagai penulis minta maaf kalau seandainya ada yang tersinggung atau merasa tulisan ini memojokkan salah satu pihak.
Bercerita tentang bangunan tua, Saya sebenarnya lebih iri melihat yang ada di Kota Tua Jakarta, di sana bangunan tua yang berada di satu kawasan dikelola dengan baik menjadi sebuah tempat bersejarah dan mengingatkan kembali akan masa lalu Jakarta di jaman dulu.
Apakah ini mimpi kalau Payakumbuh bisa seperti Kota Tua Jakarta? Saya rasa tidak, kalau semuanya sadar, peduli, dan saling bahu membahu mewujudkannya. Semoga saja impian ini nantinya bisa terkabul baik itu satu tahun, dua tahun, 5 tahun, 10 tahun, bahkan ratusan tahun ke depannya. Setidaknya Saya pribadi telah berani bermimpi dan berkeinginan untuk membayangkannya, semoga ini juga menjadi mimpi semua orang.
Selamat Membaca!
0 comments: