Catatan Ade Suhendra - Rabu, 6 November 2019 menjadi hari yang cerah di salah satu kota istimewa di Indonesia, Yogyakarta. Terik panas matahari cukup kuat menyapa dan menghitamkan kacamata Saya yang memakai lensa transitions.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan Saya untuk pergi bersama rombongan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta seperti Mas Tommy, Mba Sinta, Mba April, Mas Rimba, Mas Zaki, dan Mas April menuju daerah Kulon Progo. Tujuannya adalah mengunjungi salah satu lokasi Pelestari Mangrove dan Pesisir Wana Tirta.
Untuk menuju kesana, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam atau lebih kurang 9 menit dari Kota Yogayakarta. Lokasi Pelestari Mangrove dan Pesisir Wana Tirta ini sendiri berada di Dusun Pasir Mendit, Jangkaran, Temon, Kulon Progo, DIY.
Sebelum sampai di lokasi Wana Tirta, Saya berkesempatan melihat Kawasan Yogyakarta International Airport (YIA) yang kabarnya masih terjadi penolakan oleh warga setempat terkait keberadaannya. Namun tentunya dalam tulisan ini Saya tidak menyentuh bagian tersebut dan hanya fokus kepada Piknik Ceria AJI Yogyakarta dimana Saya dapat belajar tentang Mangrove di Wana Tirta.
Jujur, Saya sebelumnya tidak terlalu mengetahui Mangrove ini secara khusus baik itu jenisnya, manfaatnya, dan hal baik yang ternyata banyak manfaatnya. Salah satunya menurut Mas April, pegiat organisasi non-pemerintah Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan mengatakan adalah untuk penahan bencana alam, seperti tsunami.
Menurutnya, secara ideal yang dapat menahan tsunami adalah adanya padang lamun, terumbu karang, dan mangrove. Namun setelah berkunjung ke Dusun Pasir Mendit, Jangkaran, Temon, Kulon Progo, atau Wana Tirta ini ternyata Triangle ini berupa gumuk pasir, sungai Pasir Mendit, dan mangrove.
Ia pun menegaskan bahwa ketiga komponen ini harus dipertahankan untuk mitigasi bencana. Selain itu, hasil googling terkait manfaat mangrove Saya menemukan manfaat lainnya yaitu dapat mencegah intrusi air laut yang berarti peristiwa perembesan air laut ke tanah daratan.
Kemudian mencegah erosi dan abrasi pantai, sebagai penyaring alami dimana tanaman mangrove dipenuhi oleh akar pohon bakau dan berlumpur. Dan akar tersebut, dapat mempercepat penguraian limbah organik yang terbawa ke wilayah pantai serta penghalang alami terhadap angin laut yang kencang pada musim tertentu.
Mangrove juga bermanfaat sebagai tempat hidup satwa dan berperan dalam pembentukan pulau. Sementara itu, dalam perjalanan pertama sejak memutuskan pindah ke Yogyakarta ini, Saya juga dapat mengetahui beberapa jenis mangrove seperti Rhizophora dan Sonneratia.
Satu lagi, yang paling berkesan adalah saat bertemu dengan Bapak Warso, Ketua Pelestari Mangrove dan Pesisir Wana Tirta di rumahnya yang merupakan Sekretariat Wana Tirta. Dalam kesempatan tersebut ia menceritakan bagaimana perjuangannya sejak beberapa tahun lalu mulai menanam tanaman mangrove ini dan mendapat cemoohan dari warga yang mungkin menganggapnya gila.
Tapi berkat kegigihan dan keuletannya, pada tahun 2016 ia berhasil menciptakan spot destinasi wisata mangrove yang cukup terkenal. Perhari dikatakannya seribu pengunjung datang untuk menikmati suasana hutan mangrove dan mengabadikannya dengan berswafoto.
Ia pun beberapa kali mendapatkan beberapa penghargaan sebagai orang yang peduli lingkungan atau penerima kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup. Namun sayang, di tahun 2017 mulai muncul kawasan mangrove lainnya di sekitar Wana Tirta dan mencoba 'bermain' dalam menggaet pengunjung.
Akibatnya, Kawasan Pelestari Mangrove dan Pesisir Wana Tirta ini mulai ditinggalkan dan kurang mendapat perhatian. Berbagai kemelut terjadi dan saat ini Pak Warso mengatakan akan kembali membenahi Wana Tirta dan lebih mengarahkannya kepada Wisata Edukasi Mangrove.
Nah, untuk teman-teman yang ingin tahu banyak tentang mangrove, baik itu pengelolaannya, jenisnya, dan hal lainnya dapat langsung aja berkunjung ke Taman Mangrove Wana Tirta di Dusun Pasir Mendit, Jangkaran, Temon, Kulon Progo.
Sekian dulu #CatatanAdeSuhendra pada perjalanan kali ini dan sampai jumpa di tulisan berikutnya. Semoga bermanfaat dan jangan lupa bahagia ya. (*)
0 comments: